Columbus, 26 Mei 2015
Saya tinggal di Columbus sudah hampir sekitar satu tahun semenjak
kedatangan saya di bulan Agustus 2014. Saya sudah mulai sedikit paham tentang
bagaimana menggunakan transportasi umum, menikmati acara gratis yang ada di
kota Columbus, dan bagaimana ikut berpartisipasi di acara tersebut.
Seperti di salah satu acara beberapa hari yang lalu, saya
bersama beberapa orang Indonesia yang tinggal di Columbus berpartisipasi untuk merayakan
Asian Festival di Franklin Conservatory Park. Acara ini merupakan acara tahunan
yang bertujuan untuk menampilkan beberapa budaya Asia berupa tarian
tradisional, makanan, dan kesenian daerah. Saya dan beberapa teman ikut serta dalam
parade di Asian Festival tersebut, atau di Indonesia dikenal dengan istilah Karnaval.
Peserta festival tersebut meliputi mahasiswa undergraduate, greaduate,
doctoral, keluarga Indonesia yang tinggal di Columbus beserta anak-anaknya. Kami
berjalan sekitar satu jam dengan mengenakan pakaian adat dari daerah
masing-masing, membawa alat musik angklung dan beberapa pernak-pernik seperti
kipas yang terbuat dari batik. Tak lupa kami membawa bendera Indonesia dan
tulisan Indonesia untuk menunjukkan bahwa kami adalah peserta dari negara Indonesia.
Kita berfoto bersama untuk mengabadikan acara tersebut dan
mem-posting di facebook. Ketika saya melihat teman saya memposting foto yang
Anda lihat di blog ini, salah seorang teman mengomentari bahwa dia merasa
merasa senang melihat foto tersebut karena menggambarkan kerukunan antar sesama
warga Indonesia. Dia menambahka, jika melihat orang Indonesia yang tinggal di
luar negeri, yang terlihat hanyalah kerukunan dan bahkan lebih rukun jika disbanding
orang Indonesia yang tinggal di Indonesia.
Membaca komentar tersebut, saya mencoba menganalisa kenapa orang
Indonesia yang tinggal di luar negeri cenderung dapat hidup lebih rukun dibanding
orang-orang yang tinggal di Indonesia. Rukun dalam artian tidak ada kejahatan
yang terjadi dan saling membantu satu sama lain jika ada yang membutuhkan
pertolongan. Yang pertama adalah karena jumlah penduduk yang tinggal di luar
negeri tidak sebanyak penduduk yang tinggal di Indonesia. Akibatnya, ada rasa
kekeluargaan yang timbul ketika. Mereka jauh dari keluarga dan jika mereka
membutuhkan bantuan, hanya ada teman yang dapat membantu mereka. Satu contoh, ada
seorang teman yang pernah sakit ketika proses studi di luar negeri. Karena jauh
dari keluarga, akhirnya beberapa teman menggantarkan ke rumah sakit, menunggu
sampai seorang dokter mengecek keadaannya, mengantarkan pulang, dan membantu
merawat selama proses penyembuhan. Keberadaan teman-teman terdekat akan sangat
terasa menemani ketika kita sedang berada jauh dari keluarga.
Alasan kedua kenapa warga Indonesia yang tinggal disini lebih
rukun adalah karena kita semua saling bahu membahu membantu tanpa melihat
perbedaan. Sebagai mahasiswa yang belajar di luar negeri, ada beberapa teman
yang memiliki mobil. Mereka membantu teman lain yang tidak memiliki mobil untuk
menjemput dari bandara, mengangkut barang ketika pindah ke apartemen lain, atau
bertamasya ke tempat menarik yang membutuhkan kendaraan untuk mencapai tempat
tersebut. Di kesempatan lain, seperti di persiapan Asian festival, beberapa
teman saling membantu untuk menyiapkan baju daerah yang harus dipinjam dari
KJRI. Ketika hari pementasan, kami saling membantu untuk menyiapkan snack, air
minum, dan saling mengingatkan hal-hal yang mungkin terlewatkan. Kami semua
saling membantu tanpa melihat status seseorang, apakah dia kaya atau miskin. Kami
saling membantu tanpa melihat warna kulit, apakah seseorang hitam atau putih.
Kami saling membantu tanpa melihat agama seseorang, apakah seseorang menganut
agama mayoritas atau minoritas. Satu hal yang kami utamakan adalah saling
membantu sesama agar semua dapat berhasil meraih apa yang dicita-citakan dan mensukseskan
sebuah program / acara. Selama tinggal di Amerika, saya belajar tentang Golden
Rule, sebuah istilah yang menggambarkan bahwa apa yang kita tabur merupakan hal
yang akan kita tuai di kemudian hari. Jika kita menabur kebaikan, maka kita
kelak akan menuai kebaikan pula. Sejauh yang saya tahu, orang-orang di sini mengutamakan
untuk menabur kebaikan bagi sesama.