30 Juni
2016
Setelah
sekitar dua tahun saya menempuh studi di Amerika dan kembali ke Indonesia, saya
mengalami beberapa shock budaya. Salah satu diantaranya adalah tentang
kedisiplinan masyarakat Indonesia dalam hal mengantri.
Ketika
saya baru sampai di bandara dan mengantri untuk mengambil koper-koper saya,
saya menemukan bahwa budaya antri di Indonesia masih jauh tertinggal dari
tempat dimana saya belajar. Dengan sistem pengambilan koper yang harus
mengantri dengan struktur alat yang melingkar, saya memperhatikan banyak sekali
orang yang berusaha mendekat, menjadi yang paling cepat, terdepan, dan ingin
segera mendapatkan koper mereka. Nyatanya, hal-hal tersebut justru membuat
antrian tidak efisien dan memakan waktu yang sangat lama. Mengaca pada
pengalaman tersebut, seharusnya para penumpang sadar diri dimana mereka
hendaknya mengatur posisi mereka ketika mengantri untuk mengambil koper. Para
penumpang yang memperhatikan koper-koper yang baru keluar dan terletak di atas
conveyer hendaknya paham bahwa ketika mereka berada terlalu dekat dengan mesin
yang berputar justru akan mempersulit penumpang lain yang telah mendapatkan
koper mereka dan ingin mengambilnya. Disamping semuanya itu, budaya mengantri
yang saya temui dan alami ketika pertama kali datang di Indonesia membuat pemandangan
di sekitar bandara kurang rapi untuk dipandang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar