Selasa, 25 Maret 2014

SIKAP ALA INDONESIA 2- Senyum Murah Ramah


Liwet, 15 Maret 2014

Fakta menarik yang saya temui di beberapa kesempatan tentang kesan orang luar negeri terhadap orang Indonesia adalah “orang Indonesia itu ramah”.

Kenyataan bahwa orang Indonesia itu ramah dapat dibuktikan dari beberapa hal yang terjadi di sekeliling kita. Jika ada seseorang yang baru kenal, orang Indonesia akan bertegur sapa untuk memulai perkenalan melalui obrolan ringan. Menanyakan asal, pekerjaan, alamat rumah, dan beberapa hal lain yang terkadang (budaya barat menganggap) terkesan ingin tahu urusan orang lain. Contoh lainnya adalah ketika seseorang berbuat kesalahan, dia akan meminta maaf dengan ekspresi tersenyum, bukan memasang ekspresi sedih atau ekspresi merasa bersalah.  Sadar atau tidak, tipikal orang Indonesia memiliki kecenderungan untuk selalu tersenyum jika melakukan kesalahan. Beberapa beranggapan bahwa ekspresi tersenyum dapat menimbulkan kesan sopan terhadap lawan bicara. Menurut beberapa orang, senyum ketika suasana cenderung ada permasalahan menandakan bahwa kita kurang serius dalam merespon masalah tersebut. Keramahan lain ditunjukkan ketika seorang mahasiswa datang terlambat masuk ke kelas, dia biasanya akan meminta maaf sambil senyum-senyum “maaf bu saya datang terlambat, hehehe”. Akibatnya sang guru pun hanya bisa geleng-geleng kepala. Saya pernah mengamati bahwa seorang mahasiswa yang mau memasuki suatu ruangan pun akan selalu menebar senyum ramah sembari mengucapkan salam selamat datang.


Tidak bisa dipungkiri bahwa sikap ramah itu sudah menjadi hak paten orang Indonesia :)  Coba amati diri anda dan lingkungan sekitar terhadap keramahan yang telah dan yang akan anda lakukan.

Selasa, 18 Maret 2014

SIKAP ALA INDONESIA 1- SMS Kok Gak Di Balas Ya?


Liwet Surabaya, 11 Maret 2014
Indonesia itu negara yang kaya! Setujukah anda? Saking kayanya, terkadang sampai warga negaranya tidak tahu bagaimana cara untuk melestarikannya. Selain kaya akan suku yang bermacam-macam, Indonesia juga kaya lho tentang sikapnya. Berikut adalah sikap ala Indonesia di bagian pertama.

Dalam berbahasa Indonesia, khususnya di lingkungan akademik, kita tentu menggunakan bahasa yang sopan untuk berkomunikasi dengan orang lebih tua dibanding dengan usia kita. Tipikal orang Indonesia itu sangat suka dihargai, karena masih menganut budaya Timur yang menjunjung tinggi tata krama dan kesopanan. Satu inspirasi yang saya temukan ketika mendengar seorang mahasiswa mengirim sms kepada dosennya. Mahasiswa tersebut berniat menanyakan kehadiran dosen dengan kata-kata lucu (menurut saya) “eh, Ibu nanti ngajar gak ya?” ada lagi “Jangan lupa ya bu untuk mengahadiri sempro. Makaci.” Sang dosenpun mempertanyakan maksud dari kata “sempro”. Ternyata setelah diklarifikasi kata tersebut kependekan dari Seminar Proposal. Haduhhh, apa mahasiswa tidak bisa membedakan bagaimana cara bersms antara dengan dosen dan temannya ya? Dosen itu sangat suka dihargai dan diseniorkan (apalagi dosen di Indonesia). Mungkin kita akan merasa betapa pentingnya respon dari dosen waktu kita menghubungi beliau tapi tidak ada respon (waktu skripsi contohnya). Jika sang dosen tipikal orang yang mudah merespon sih tidak masalah. Tapi akan lebih berasa ke kita waktu beliau tidak merespon sms atau telfon kita. Bagaimana donk jika hal ini terjadi? Sudah selayaknya, kita menggunakan kata yang sopan ketika telfon maupun mengirim pesan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika ingin berkomunikasi dengan dosen adalah:
1.       Hormati seorang senior. Menaruh dan memberikan rasa hormat kepada senior itu perlu karena kita hidup untuk belajar menghargai satu dengan yang lain, amat terlebih kepada seseorang yang lebih tua dibanding dengan kita (asal jangan sampai menurunkan kesenioritasan). Seringkali kita nylonong lewat di depannya tanpa bertegur sapa. Cobalah hanya dengan menebar sedikit senyuman ramah atau sapaan “hi”. (Jangan berlebihan tebar pesona ya).
2.       Pilihlah kata yang sopan dan menghormati. Dalam berbahasa Indonesia, tentunya kita harus menggunakan pilihan kata yang tepat untuk menunjukkan nilai sopan santun. Misalnya, jika dalam suasana formal hindari menggunakan singkatan dan bahasa gaul.
Makaci = terimakasih,
Mt pg = Selamat pagi,
Maf ggu Bu = Maaf menggangu Ibu/Bapak,
Tlg blz = Mohon dibalas
3.       To the point! Jangan terlalu banyak basa-basi yang tidak perlu. Tipikal orang Asia itu jika berbicara akan berputar-putar terlebih dahulu sebelum menyampaikan isi pesan. Bisa saja dengan mengucapkan terimakasih karena telah membantu, senang bertemu dengan orang yang baik, dan segala macam ucapan. Akan lebih baik jika menyingkat kata, toh juga selama pelajaran Bahasa Indonesia kita diminta untuk menggunakan kalimat efektif. Dengan kata lain, kita tidak harus melakukan pemborosan kata dengan menggunakan kata yang tidak perlu.
4.       Ucapkan salam pembuka dan penutup dengan santun. Tentunya dalam berbahasa kita menggunakan salam pembuka sesuai budaya yang berlaku. Misalnya, Selamat pagi, siang, sore, atau malam. Di akhir pesan, kita dapat menyampaikan ucapan terimakasih karena sudah meluangkan waktu untuk membaca pesan yang kita kirimkan.
5.       Cantumkan gelarnya. Beberapa orang berpendapat bahwa untuk mendapatkan gelar itu tidaklah mudah (anda boleh setuju dan tidak setuju). Mereka berpendapat bahwa menyebutkan gelar itu merupakan suatu kehormatan dan tentunya akan terkesan lebih formal dan sopan lagi jika kita menyebutkan gelar tersebut. Orang akan merasa lebih senang karena kita memiliki kesan benar-benar mengenal orang tersebut.
6.       Jangan lupa minta maaf. Tipikal orang Indonesia yang terlalu sering meminta maaf. Hahahaha. Oleh sebab itu sering saya dengar kalau beberapa mahasiswa sedikit-sedikit meminta maaf meski tidak melakukan kesalahan apapun. Tujuannya sih biar terkesan sopan dan ramah, tentunya :) Boleh saja sih meminta maaf asal jangan dilakukan secara berlebihan (bisa seperti Mpok Mina di serial Bajaj Bajuri).

Semoga dengan beberapa saran di atas, kita dapat memperoleh kesan yang sopan di dunia akademik. Satu hal yang tidak kalah penting, semoga sms ataupun telfon yang kita kirim akan direspon dengan baik oleh dosen yang kita hubungi :) Jika ingin menggunakan beberapa poin di atas, selalu lihatlah situasi dan kondisinya. 

Senin, 17 Maret 2014

INI KONTRAKKU! MANA KONTRAKMU!



Puri Avia Resort, Cipayung, Jawa Barat 19 Februari 2014
Selama beberapa hari mengikuti leadership training di Jawa Barat, saya memperoleh pengetahuan baru tentang arti hidup (terlalu dalam ya...) Tapi ya memang itulah yang saya dapatkan.
Hari pertama dalam pembukaan yang dipandu oleh Pak Hanif,beliau kembali mengingatkan bahwa scholars yang terpilih di program beasiswa USAID PRESTASI adalah mereka para duta bangsa terbaik di bidangnya yang berasal dari seluruh Indonesia. Dengan ucapan “selamat pagi para calon pemimpin bangsa Indonesia”, membangkitkan semangat para scholars bahwa Indonesia sedang menanti para pemimpin yang masih akan menuntut ilmu di negeri Paman Sam.
Dalam training tersebut, setiap scholars yang sudah tergabung menjadi satu kelompok diberikan tugas untuk terjun langsung ke lingkungan sekitar untuk satu visi. Waktu itu, saya yang masuk dalam kelompok integrity diberi tugas untuk “memasak dan makan bersama orang kurang beruntung”. Dari 25 target kepala keluarga yang diajak untuk makan bersama, ternyata hasilnya begitu fantastis, kelompok saya mampu memasak untuk lebih dari 50 kepala keluarga. Jika dalam setiap KK diestimasikan terdapat 3 orang, berarti ada sekitar 150 orang lebih saya beserta kelompok mampu memasak 9 menu dalam waktu 4 jam. Itu pencapaian yang luar biasa menurut saya. Dari pengalaman tersebut, pengalaman yang tidak pernah terlupakan adalah rasa kekeluargaan antar scholars dalam satu kelompok dan rasa bahagia yang dapat dibagikan dengan warga sekitar Puri Avia Resort. Meski hanya dengan sayur sup dan lauk sederhana, wajah bahagia terpancar dari para lansia yang makan dengan disuapi oleh beberapa teman.
Satu hal kegiatan yang saya ingat adalah “giving light to the life”. Sesi di mana kami di bawa ke suasana seperti sedang menanti ajal. Para malaikat membangunkan peserta untuk membacakan sebuah surat yang saya buat kepada seseorang. Tujuan dari sesi tersebut adalah untuk mempersiapkan scholars ke babak kedua dalam kehidupan, yaitu babak yang dimulai setelah mereka membuat kontrak di training tersebut.
Ketika Dr. Wiga menekankan pentingnya keterbukaan dan rasa tangunggjawab, saya jadi lebih paham bahwa sikap tersebut yang dibutuhkan oleh pemimpin bangsa ini. Sampai saya mendapatkan kaus cantik bertuliskan “i love Indonesia, Jika sesuatu terjadi, Itu karena saya”. Satu persatu scholars menuliskan kontrak dalam hidupnya dengan tujuan untuk memberikan perubahan kepada setiap individu dan memiliki rasa tanggungjawab terhadap apa yang mereka lakukan.

Sukses selalu buat USAID PRESTASI Scholars :)