Rabu, 22 Januari 2014

YANG MUDA YANG BERGERAK MENDUNIA


PGSD Liwet Surabaya, 22 Januari 2014

Masa anak-anak itu hanya satu kali, masa muda juga satu kali, masa tua pun juga hanya satu kali. Semua masa itu tidak akan pernah bisa terulang untuk yang kedua kalinya. Muda! Never twice man! #Surya Paloh. YANG MUDA YANG BERGERAK MENDUNIA ini merupakan ungkapan dari betapa kuatnya sebuah perubahan yang ada di tangan para orang muda untuk bangsa ini. Jika masa muda hanya dapat dilalui sekali, ya manfaatkan saja masa itu dengan sebaik mungkin dengan keinginan yang ada di benak para pemuda.

Banyak contoh perubahan yang terjadi dari orang-orang muda berbakat di Indonesia. Salah satunya adalah ketika jaman dahulu Presiden Republik Indonesia memproklamasikan kemerdekaan bangsa ini, hal tersebut terjadi akibat desakan dari pemuda-pemuda tangguh kepada sang proklamator untuk segera memproklamasikan kemerdekaan RI. Sampai tiba saatnya bangsa ini boleh keluar dari masa penjajahan dan merdeka di tahun 1945. Suatu kontribusi besar yang ditorehkan oleh pemuda bangsa ini telah mampu membawa perubahan bagi Indonesia. Perubahan dan kejayaan yang saat ini dapat kita nikmati akan bebasnya dari belenggu para penjajah selama berabad-abad.

Yang muda yang bergerak mendunia, karena di tangan merekalah segala ide cemerlang dipadukan dengan pengetahuan akademik ditambah dengan bimbingan dari para orang berpengalaman, maka saya yakin bahwa bangsa ini mampu menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik di segala sektor kehidupan. Seperti Bung Karno  yang berkata “Seratus orang tua hanya bermimpi. Tapi beri aku sepuluh pemuda yang membara cintanya kepada tanah air, maka akan kuguncang dunia!” di pundak merekalah maju mundurnya suatu bangsa. Maka tidak heran jika orang muda hendaknya memiliki cita-cita dan mimpi-mimpinya dengan diiringi semangat yang menggelora.

Saya bangga diberikan kesempatan untuk berkembang sewaktu saya masih muda. Sebagai seorang yang baru lulus dari bangku kuliah, saya diberi kesempatan untuk membantu salah satu dosen senior di kampus. Meski pengalaman masih minim, tapi saya boleh bersyukur karena saya mendapat satu kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan, mimpi, dan cita-cita saya. Meski nilai yang saya peroleh sempat jatuh bangun dalam persyaratan pendaftaran studi ke luar negeri, namun di tahun kedua pendaftaran beasiswa, saya berhasil membuktikan kepada para orang yang bertangan ringan bahwa saya mampu merajut mimpi saya melalui beasiswa yang saya dapatkan. Mimpi/keinginan saya waktu itu untuk belajar ke luar negeri membawa saya untuk terus belajar dan berusaha menjadi pribadi yang lebih layak. Mimpi saya mengantarkan saya untuk melalui sebuah proses kehidupan yang begitu berharga dan yang mempertemukan saya dengan orang-orang hebat, semakin hebat namun semakin rendah hati.

So, kalau kalian adalah anak muda, JANGAN TAKUT memiliki mimpi/keinginan! Karena mimpi kalian dapat memberikan perubahan besar bagi dunia ini.

Kamis, 16 Januari 2014

MENDETAILKAN MIMPI


Liwet, 17 Januari 2014
Meski sebagian orang memperdebatkan istilah mimpi, namun menurut saya hal yang terpenting adalah semangat seseorang untuk menggapainya. Ada yang berpendapat bahwa jangan menggunakan kata mimpi karena setelah bangun mimpi itu akan hilang dan tidak menjadi kenyataan. Saya hanya berdiam sambil mencoba berpikir dalam hati, mau mimpi, cita-cita, visi, atau apa pun itu, yang penting adalah passion dan concern seseorang untuk mewujudkannya. Ada pesan yang ingin saya sampaikan bahwa ketika kita memiliki mimpi (saya pakai istilah mimpi saja ya), kita harus berusaha memberi detail penjelasan terhadap mimpi tersebut.
Saya memiliki mimpi namun lupa memberi detailnya. Di tahun 2012 saya berada di Jakarta untuk mengikuti pelatihan selama enam bulan, tepatnya dari bulan Februari sampai Agustus. Ternyata pada waktu itu provinsi DKI Jakarta sedang punya gawe besar, yaitu pemilihan gubernur baru. Salah satu kandidat yang maju saat itu ada beberapa, saya lupa tepatnya, namun ada satu kandidat yang terkenal berkostum kotak-kotak. Tanpa sengaja, saya juga membawa baju dengan motif kotak-kotak selama saya di Jakarta. Sampai suatu ketika saya berangkat menuju tempat pelatihan dengan menggunakan baju tersebut. Waktu itu saya tidak pernah tahu nama kandidat calon gubernur selain Bung Foke.
Ketika melintas di samping area kedutaan besar Rusia, seperti biasa, banyak pak ojek yang duduk menunggu pelanggan. Karena masih kental dengan budaya sopan santun terhadap orang tua, saya pun dengan spontan menyapa “misi pak”. Pak Ojek pun langsung merespon “eh, anak buah Jokowi panggil-panggil’ (dengan logat orang Jakarta). Saya hanya tertegun sambil berpikir, siapa ya Jokowi itu. Ternyata selang beberapa bulan, Jakarta memiliki suatu fenomena bahwa memiliki seorang gubernur baru yang asli bukan orang berasal dari Jakarta. Waktu itu beritanya sempat terdengar dan terkesan begitu menggema di hati karena saking dahsyatnya sosok figur seorang Jokowi. Dari situlah saya mulai mengenal seorang Jokowi dengan kesederhanaannya. Saya juga sempat membeli buku tentang beliau karena saking ingin tahunya sosok tersebut.
Sampai akhirnya di awal tahun 2013 saya bermimpi untuk bertemu dengan Jokowi tapi saya kurang memberikan penjelasan yang rinci. Saya sempat menuliskan di daftar mimpi saya (sekarang filenya hilang terkena virus jahat) bahwa saya akan bertemu dengan gubernur DKI Jakarta, Jokowi. Tanpa diduga, di akhir 2013 mimpi saya boleh terwujud. Saya berhasil bertemu langsung dengan sosok yang penuh karisma tersebut di sebuah seminar di Universitas Indonesia. Namun saya tidak bisa mendekat apalagi berfoto dan berjabat tangan karena badan saya kalah tinggi dengan para wartawan yang sudah antri dari pagi. Saya sadar bahwa mendetailkan mimpi itu penting dan perlu. Tidak peduli bagian mana yang akan terwujud, karena detail mimpi-mimpi tersebut adalah kendaraan yang membawa anda menjadi seperti apa nanti. Percaya dan terus berusaha menggapai mimpi dan cita-cita yang saat ini kita miliki.
Jika saya boleh mendetailkan mimpi lagi, saya ingin bertemu dengan Pak Jokowi untuk kesekian kalinya, berjabat tangan, berfoto, dan duduk di satu meja jamuan makan dengan beliau. Hehehehe :) Tunggu ceritanya ya karena saya pasti akan membagikannya kepada para pembaca.

Rabu, 15 Januari 2014

SENI BERSABAR


Liwet, Surabaya 9 Januari 2014


Hari ini saya bertemu dengan teman di kampus. Tidak lebih dari 20 menit kita bercerita tentang pengalaman masing-masing ketika melamar beasiswa, suka duka yang pernah dialami dalam mendaftar beasiswa. Ternyata hal yang diperlukan untuk proses pendaftaran beasiswa adalah bukan hanya kepandaian dan semangat namun satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah bersabar karena dalam kesabaran terdapat seni yang menghasilkan karya indah.

Dua tahun saya mencoba melupakan semuanya dan meletakkan fokus pada apa yang saya cita-citakan. Selama kurun waktu itu saya berusaha untuk tidak melihat hal-hal lain yang mempengaruhi pikiran saya melainkan saya hanya fokus pada usaha saya untuk mendapatkan beasiswa studi lanjut ke luar negeri. Meski banyak teman yang sudah hampir lulus di jenjang S2, saya tetap berusaha untuk tidak terganggu dengan hal tersebut. Sangat mudah untuk saya menyerah dan memutuskan studi lanjut di dalam negeri ketika saya memperhatikan hal-hal di lingkungan sekitar. Namun satu keputusan yang pasti yang saya buat waktu itu adalah bahwa saya tetap ingin melanjutkan studi saya ke luar negeri.

Sabar sedikit dan anda akan mengetahui hasil yang terbaik. Seringkali kita merasa tidak sabar untuk mencapai apa yang kita inginkan. Rasa-rasanya apa yang kita mau ingin segera dapat terwujud. Namun saya telah membuktikan bahwa dengan sedikit kesabaran yang kita berikan di proses yang sedang kita lalui, kita akan dapat melihat hasil terindah atas apa yang kita cita-citakan. Sabar yang saya taruh waktu itu mengantarkan saya ke gerbang mimpi yang selama ini ada di benak saya.
Jika saja di tahun 2012 sayatelah mendapatkan skor bukti bahasa yang memenuhi persyaratan, pasti saya akan berhenti mengejar impian saya untuk belajar di negeri Paman Sam.
Jika saja saya berhenti mendaftar beasiswa luar negeri setelah mengetahui untuk kesekian kalinya bahwa saya gagal meraih beasiswa tersebut, pasti saat ini saya tidak sedang bersyukur karena telah mencapai apa yang selama ini saya impikan.
Jika saja saya berhenti melamar beasiswa PRESTASI untuk yang kedua kalinya setelah sebelumnya sempat gagal, saat ini saya pasti tidak dapat menambahkan koleksi foto saya bersama para tokoh bangsa di album favorit saya.
Dan jika saja saya berhenti berusaha setelah mengetahui hasil tes bahasa yang masih di bawah standar, sudah barang tentu saya tidak akan bertemu dengan keluarga baru saya yang berasal di seluruh Indonesia.
Sedikit kesabaran yang saya miliki mempertemukan saya ke pada orang-orang yang bertangan ringan yang bersedia dengan tulus membantu membimbing saya. Selain itu, dengan bersabar saya juga dipertemukan oleh manajer hidup saya dengan orang-orang hebat dari berbagai kalangan.

Memutuskan untuk sedikit bersabar memang tidak mudah. Namun hal tersebut yang akan membawa kita ke pada hal-hal luar biasa yang tidak pernah kita duga, asal kita tetap fokus mencapai apa yang kita cita-citakan selama ini. Bersabar untuk melihat karya terindah sebagai seni di hidup kita.

Tetap bersabar ya :)

SENI MENIKMATI FASILITAS UMUM



Puncu, Kediri 27 Desember 2013

         
 Saya paling suka menggunakan fasilitas umum, amat terlebih jika fasilitas yang disediakan sangat memadahi, bersih dan terjamin keamanannya. Sewaktu kecil saya sangat anti jika harus pergi menggunakan transportasi umum, namun semenjak saya harus ke mana-mana sendiri, mau tidak mau ya memang saya harus bepergian menggunakan fasilitas tersebut, khususnya jika pergi dalam jarak jauh. Saya sangat senang, bangga namun juga sedikit kecewa dengan fasilitas umum.
                Suatu ketika saya pergi menghadiri Award Ceremony beasiswa yang saya peroleh yang berlokasi kurang lebih 20 menit dari tempat kos ketika saya tinggal di Jakarta. Waktu itu saya pergi dengan menggunakan taksi dan pulang bersama teman-teman menggunakan fasilitas umum, busway. Tidak tahu kenapa, saya merasa senang bisa bepergian menggunakan busway karena selain murah dan cepat sampai, ada aktifitas berjalan kaki yang harus dilakukan oleh setiap pengguna busway tersebut ketika menuju loket pembelian karcis. Namun sore itu suasana berkata lain, meski sempat tertawa bersama teman-teman di awal pengantrian busway menuju Salemba kampus UI, di tengah perjalanan saya merasa ingin dan sangat ingin pingsan. :( Betapa tidak, kondisi bus yang sangat sesak sampai rasanya saya kekurangan oksigen ditambah lagi saya sudah antri menunggu selama lebih dari satu jam berdiri. Itulah pemicu kenapa akhirnya saya memutuskan untuk duduk di bawah di tengah kerumunan orang kantor yang pulang. Dengan tidak memedulikan orang sekitar, sesuai saran dari teman, akhirnya saya pun memutuskan untuk duduk di bawah sambil dijaga oleh teman saya. Aaaargggh, dan saya tidak peduli jika orang memperhatikan saya. (malu banget rasanya)
                Sesampainya di depan Salemba, teman saya Bang Holan bercerita bahwa kondisi di mana seseorang hampir pingsan memang sering terjadi. Hal tersebut biasanya terjadi ketika jam kantor yang berarti bahwa banyak orang kantor yang pulang. Kondisi yang penuh sesak dan minimnya oksigen di dalam bus membuat sebagian penumpang, khususnya perempuan, ingin pingsan. Jadi akan lebih baik jika pulang di atas jam 7 jika berada di Jakarta.
                Beberapa waktu lalu menjelang natal 2013 saya juga bepergian ke Madiun menggunakan fasilitas umum untuk mengunjungi saudara. Awalnya saya sudah datang di stasiun Kediri dengan harapan masih kebagian tiket tujuan Madiun. Kalo waktu kecil saya sangat tidak suka naik kereta dan bus, sekarang saya malah ketagihan bisa naik transportasi tersebut. Karena tidak ada tiket yang tersisa akhirnya saya memutuskan pergi dengan bus. Awalnya sempat merasa ngeri karena kondisi bus yang mengajak saya jumping ketika ada tanjakan kecil, (OMG ..0o0..)namun saya sangat menikmatinya karena pemandangan sekitar yang diberikan oleh alam di negeri Indonesia begitu indah tidak bisa tergantikan. Hamparan sawah yang luas dan dereta gunung aktif sepanjang jalan membuat saya ingin sekali untuk bisa mengenal Indonesia lebih lagi.
               Sesampainya di terminal bus Nganjuk, karena harus transit, saya berpindah bus Restu menuju kota Brem dan Pecel, Madiun. Tidak kalah serunya, meski kondisi bus yang penuh sesak dan saya pun akhirnya berdiri selama hampir 30 menit karena tidak ada tempat duduk tersisa, pemandangan sawah yang hijau pun memanjakan mata saya. Rasanya ingin berteriak “I love Indonesiaaa”. Tidak salah ketika seorang aktris terkenal berbisnis pakaian yang bertuliskan “Damn, I Love Indonesia” karena memang negara ini memiliki banyak potensi yang perlu digali.
                Meski banyak orang terkadang menghindari bepergian menggunakan transportasi umum, saya mulai membiasakan diri menggunakan transportasi umum. Dengan begitu saya juga telah menyumbangkan energi untuk dapat digunakan di masa depan, mengurangi jumlah kendaraan umum yang seringkali membuat macet, serta lebih hemat energi saya sendiri karena tidak menyetir kendaraan. Jadi, kalo memungkinkan, jangan berpikir panjang untuk menggunakan fasilitas umum, :)

Bey ... IIII/