Liwet, 17
Januari 2014
Meski
sebagian orang memperdebatkan istilah mimpi, namun menurut saya hal yang
terpenting adalah semangat seseorang untuk menggapainya. Ada yang berpendapat
bahwa jangan menggunakan kata mimpi karena setelah bangun mimpi itu akan hilang
dan tidak menjadi kenyataan. Saya hanya berdiam sambil mencoba berpikir dalam
hati, mau mimpi, cita-cita, visi, atau apa pun itu, yang penting adalah passion dan concern seseorang untuk mewujudkannya. Ada pesan yang ingin saya
sampaikan bahwa ketika kita memiliki mimpi (saya pakai istilah mimpi saja ya),
kita harus berusaha memberi detail penjelasan terhadap mimpi tersebut.
Saya memiliki
mimpi namun lupa memberi detailnya. Di tahun 2012 saya berada di Jakarta untuk
mengikuti pelatihan selama enam bulan, tepatnya dari bulan Februari sampai
Agustus. Ternyata pada waktu itu provinsi DKI Jakarta sedang punya gawe besar, yaitu pemilihan gubernur
baru. Salah satu kandidat yang maju saat itu ada beberapa, saya lupa tepatnya,
namun ada satu kandidat yang terkenal berkostum kotak-kotak. Tanpa sengaja,
saya juga membawa baju dengan motif kotak-kotak selama saya di Jakarta. Sampai
suatu ketika saya berangkat menuju tempat pelatihan dengan menggunakan baju
tersebut. Waktu itu saya tidak pernah tahu nama kandidat calon gubernur selain Bung
Foke.
Ketika melintas
di samping area kedutaan besar Rusia, seperti biasa, banyak pak ojek yang duduk
menunggu pelanggan. Karena masih kental dengan budaya sopan santun terhadap
orang tua, saya pun dengan spontan menyapa “misi pak”. Pak Ojek pun langsung merespon
“eh, anak buah Jokowi panggil-panggil’ (dengan logat orang Jakarta). Saya hanya
tertegun sambil berpikir, siapa ya Jokowi itu. Ternyata selang beberapa bulan, Jakarta
memiliki suatu fenomena bahwa memiliki seorang gubernur baru yang asli bukan
orang berasal dari Jakarta. Waktu itu beritanya sempat terdengar dan terkesan
begitu menggema di hati karena saking dahsyatnya sosok figur seorang Jokowi.
Dari situlah saya mulai mengenal seorang Jokowi dengan kesederhanaannya. Saya
juga sempat membeli buku tentang beliau karena saking ingin tahunya sosok
tersebut.
Sampai
akhirnya di awal tahun 2013 saya bermimpi untuk bertemu dengan Jokowi tapi saya
kurang memberikan penjelasan yang rinci. Saya sempat menuliskan di daftar mimpi
saya (sekarang filenya hilang terkena virus jahat) bahwa saya akan bertemu
dengan gubernur DKI Jakarta, Jokowi. Tanpa diduga, di akhir 2013 mimpi saya
boleh terwujud. Saya berhasil bertemu langsung dengan sosok yang penuh karisma
tersebut di sebuah seminar di Universitas Indonesia. Namun saya tidak bisa
mendekat apalagi berfoto dan berjabat tangan karena badan saya kalah tinggi
dengan para wartawan yang sudah antri dari pagi. Saya sadar bahwa mendetailkan
mimpi itu penting dan perlu. Tidak peduli bagian mana yang akan terwujud, karena
detail mimpi-mimpi tersebut adalah kendaraan yang membawa anda menjadi seperti
apa nanti. Percaya dan terus berusaha menggapai mimpi dan cita-cita yang saat
ini kita miliki.
Jika saya
boleh mendetailkan mimpi lagi, saya ingin bertemu dengan Pak Jokowi untuk
kesekian kalinya, berjabat tangan, berfoto, dan duduk di satu meja jamuan makan
dengan beliau. Hehehehe :) Tunggu ceritanya ya karena saya pasti akan
membagikannya kepada para pembaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar