Kamis, 16 Januari 2014

MENDETAILKAN MIMPI


Liwet, 17 Januari 2014
Meski sebagian orang memperdebatkan istilah mimpi, namun menurut saya hal yang terpenting adalah semangat seseorang untuk menggapainya. Ada yang berpendapat bahwa jangan menggunakan kata mimpi karena setelah bangun mimpi itu akan hilang dan tidak menjadi kenyataan. Saya hanya berdiam sambil mencoba berpikir dalam hati, mau mimpi, cita-cita, visi, atau apa pun itu, yang penting adalah passion dan concern seseorang untuk mewujudkannya. Ada pesan yang ingin saya sampaikan bahwa ketika kita memiliki mimpi (saya pakai istilah mimpi saja ya), kita harus berusaha memberi detail penjelasan terhadap mimpi tersebut.
Saya memiliki mimpi namun lupa memberi detailnya. Di tahun 2012 saya berada di Jakarta untuk mengikuti pelatihan selama enam bulan, tepatnya dari bulan Februari sampai Agustus. Ternyata pada waktu itu provinsi DKI Jakarta sedang punya gawe besar, yaitu pemilihan gubernur baru. Salah satu kandidat yang maju saat itu ada beberapa, saya lupa tepatnya, namun ada satu kandidat yang terkenal berkostum kotak-kotak. Tanpa sengaja, saya juga membawa baju dengan motif kotak-kotak selama saya di Jakarta. Sampai suatu ketika saya berangkat menuju tempat pelatihan dengan menggunakan baju tersebut. Waktu itu saya tidak pernah tahu nama kandidat calon gubernur selain Bung Foke.
Ketika melintas di samping area kedutaan besar Rusia, seperti biasa, banyak pak ojek yang duduk menunggu pelanggan. Karena masih kental dengan budaya sopan santun terhadap orang tua, saya pun dengan spontan menyapa “misi pak”. Pak Ojek pun langsung merespon “eh, anak buah Jokowi panggil-panggil’ (dengan logat orang Jakarta). Saya hanya tertegun sambil berpikir, siapa ya Jokowi itu. Ternyata selang beberapa bulan, Jakarta memiliki suatu fenomena bahwa memiliki seorang gubernur baru yang asli bukan orang berasal dari Jakarta. Waktu itu beritanya sempat terdengar dan terkesan begitu menggema di hati karena saking dahsyatnya sosok figur seorang Jokowi. Dari situlah saya mulai mengenal seorang Jokowi dengan kesederhanaannya. Saya juga sempat membeli buku tentang beliau karena saking ingin tahunya sosok tersebut.
Sampai akhirnya di awal tahun 2013 saya bermimpi untuk bertemu dengan Jokowi tapi saya kurang memberikan penjelasan yang rinci. Saya sempat menuliskan di daftar mimpi saya (sekarang filenya hilang terkena virus jahat) bahwa saya akan bertemu dengan gubernur DKI Jakarta, Jokowi. Tanpa diduga, di akhir 2013 mimpi saya boleh terwujud. Saya berhasil bertemu langsung dengan sosok yang penuh karisma tersebut di sebuah seminar di Universitas Indonesia. Namun saya tidak bisa mendekat apalagi berfoto dan berjabat tangan karena badan saya kalah tinggi dengan para wartawan yang sudah antri dari pagi. Saya sadar bahwa mendetailkan mimpi itu penting dan perlu. Tidak peduli bagian mana yang akan terwujud, karena detail mimpi-mimpi tersebut adalah kendaraan yang membawa anda menjadi seperti apa nanti. Percaya dan terus berusaha menggapai mimpi dan cita-cita yang saat ini kita miliki.
Jika saya boleh mendetailkan mimpi lagi, saya ingin bertemu dengan Pak Jokowi untuk kesekian kalinya, berjabat tangan, berfoto, dan duduk di satu meja jamuan makan dengan beliau. Hehehehe :) Tunggu ceritanya ya karena saya pasti akan membagikannya kepada para pembaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar