Puncu, Kediri 27 Desember 2013
Saya
paling suka menggunakan fasilitas umum, amat terlebih jika fasilitas yang disediakan
sangat memadahi, bersih dan terjamin keamanannya. Sewaktu kecil saya sangat
anti jika harus pergi menggunakan transportasi umum, namun semenjak saya harus
ke mana-mana sendiri, mau tidak mau ya memang saya harus bepergian menggunakan
fasilitas tersebut, khususnya jika pergi dalam jarak jauh. Saya sangat senang,
bangga namun juga sedikit kecewa dengan fasilitas umum.
Suatu
ketika saya pergi menghadiri Award
Ceremony beasiswa yang saya peroleh yang berlokasi kurang lebih 20 menit
dari tempat kos ketika saya tinggal di Jakarta. Waktu itu saya pergi dengan
menggunakan taksi dan pulang bersama teman-teman menggunakan fasilitas umum,
busway. Tidak tahu kenapa, saya merasa senang bisa bepergian menggunakan busway
karena selain murah dan cepat sampai, ada aktifitas berjalan kaki yang harus
dilakukan oleh setiap pengguna busway tersebut ketika menuju loket pembelian
karcis. Namun sore itu suasana berkata lain, meski sempat tertawa bersama
teman-teman di awal pengantrian busway menuju Salemba kampus UI, di tengah
perjalanan saya merasa ingin dan sangat ingin pingsan. :( Betapa tidak, kondisi
bus yang sangat sesak sampai rasanya saya kekurangan oksigen ditambah lagi saya
sudah antri menunggu selama lebih dari satu jam berdiri. Itulah pemicu kenapa
akhirnya saya memutuskan untuk duduk di bawah di tengah kerumunan orang kantor
yang pulang. Dengan tidak memedulikan orang sekitar, sesuai saran dari teman,
akhirnya saya pun memutuskan untuk duduk di bawah sambil dijaga oleh teman
saya. Aaaargggh, dan saya tidak peduli jika orang memperhatikan saya. (malu
banget rasanya)
Sesampainya
di depan Salemba, teman saya Bang Holan bercerita bahwa kondisi di mana
seseorang hampir pingsan memang sering terjadi. Hal tersebut biasanya terjadi
ketika jam kantor yang berarti bahwa banyak orang kantor yang pulang. Kondisi
yang penuh sesak dan minimnya oksigen di dalam bus membuat sebagian penumpang,
khususnya perempuan, ingin pingsan. Jadi akan lebih baik jika pulang di atas
jam 7 jika berada di Jakarta.
Beberapa
waktu lalu menjelang natal 2013 saya juga bepergian ke Madiun menggunakan
fasilitas umum untuk mengunjungi saudara. Awalnya saya sudah datang di stasiun
Kediri dengan harapan masih kebagian tiket tujuan Madiun. Kalo waktu kecil saya
sangat tidak suka naik kereta dan bus, sekarang saya malah ketagihan bisa naik
transportasi tersebut. Karena tidak ada tiket yang tersisa akhirnya saya
memutuskan pergi dengan bus. Awalnya sempat merasa ngeri karena kondisi bus
yang mengajak saya jumping ketika ada
tanjakan kecil, (OMG ..0o0..)namun saya sangat menikmatinya karena pemandangan
sekitar yang diberikan oleh alam di negeri Indonesia begitu indah tidak bisa
tergantikan. Hamparan sawah yang luas dan dereta gunung aktif sepanjang jalan
membuat saya ingin sekali untuk bisa mengenal Indonesia lebih lagi.
Sesampainya
di terminal bus Nganjuk, karena harus transit, saya berpindah bus Restu menuju
kota Brem dan Pecel, Madiun. Tidak kalah serunya, meski kondisi bus yang penuh
sesak dan saya pun akhirnya berdiri selama hampir 30 menit karena tidak ada
tempat duduk tersisa, pemandangan sawah yang hijau pun memanjakan mata saya. Rasanya
ingin berteriak “I love Indonesiaaa”. Tidak salah ketika seorang aktris
terkenal berbisnis pakaian yang bertuliskan “Damn, I Love Indonesia” karena memang
negara ini memiliki banyak potensi yang perlu digali.
Meski
banyak orang terkadang menghindari bepergian menggunakan transportasi umum,
saya mulai membiasakan diri menggunakan transportasi umum. Dengan begitu saya
juga telah menyumbangkan energi untuk dapat digunakan di masa depan, mengurangi
jumlah kendaraan umum yang seringkali membuat macet, serta lebih hemat energi
saya sendiri karena tidak menyetir kendaraan. Jadi, kalo memungkinkan, jangan
berpikir panjang untuk menggunakan fasilitas umum, :)
Bey ... IIII/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar