Washington, 13 Agustus 2014
Di bulan Agustus saya diantar keluarga menuju
Bandara internasional Juanda, Surabaya. Waktu itu, saya hanya membawa satu
koper untuk dimasukkan bagasi, satu tas ransel, dan satu tas selempang kecil
untuk keperluaan isi passport dan tiket. Dengan sedikit rasa terharu karena
setelah sekian lama saya menanti saat keberangkatan ke luar negeri untuk
melanjutkan studi saya, tiba saatnya saya memang benar-benar pergi ke luar
negeri dan ke negara impian, U.S.
Dari bandara Juanda saya menuju ke Bandara
Internasional Soekarno Hatta untuk bertemu teman yang akan berangkat pada hari
yang sama. Kami ber 12 berangkat ke Amerika dengan transit di beberapa negara,
Surabaya-Jakarta: Garuda
Jakarta-Singapura: Garuda
Singapura-Jepang: Delta
Jepang-Minneapolis: Delta
Minneapolis-Washington D.C: Delta
Para scholars diwajibkan untuk ke DC karena ada
orientasi yang harus diikuti. Waktu yang kami tempuh sekitar lebih dari 30 jam.
Sangat mengagumkan karena kami bisa melewati subuh dan malam hari di waktu yang
berdekatan, itu karena perbedaan waktu antara satu tempat dengan tempat yang
lain. Sesampainya di DC, kami sempat sedikit bingung dengan bus yang telah
dipesan oleh IIE karena ternyata untuk kami yang berjumlah 12 orang, hanya dipesankan
satu bus. Menurut petugasnya, dengan barang bawaan yang lebih dari 20 koper,
bus tersebut tidak akan muat. Namun akhirnya, keputusan terakhir adalah kita
semua ada dalam satu bus itu, meski sang sopir mengantar kami dengan wajah
cemberut.
Hari 1:
Kurang dari satu jam, kami sudah sampai di Club
Quarter Hotel yang letaknya sangat strategis. Sekitar 15 menit jalan kaki
menuju White House dan 15 menit jalan kaki menuju World Bank, dan 30 menit
jalan kaki menuju KBRI. Hari pertama yang seharusnya dijadwalkan untuk
istirahat, kami gunakan untuk berjalan mencari kantor IIE yang letaknya sekitar
20 menit berjalan kaki dari hotel tempat kami tinggal. Kami juga sempat membuat
tiket kereta temporary yang rencananya digunakan untuk pergi ke Capitol House
di hari kedua. Selain itu kami juga pergi ke beberapa tempat bersejarah di US
seperti World War Museum. Kami benar-benar sampai merasa sangat lelah karena
kemana-mana hanya mengandalkan kaki, wajar saja setelah itu kaki terasa
berkonde. Maklum, masih belum tau bagaimana menggunakan transportasi di US.
Dengan begitu, kami juga bisa tidur nyenyak di malam hari. Hal tersebut salah
satu cara untuk mengatasi jet leg, siang hari kita gunakan untuk beraktifitas
dan malamnya bias tidur pulas.
Hari 2:
Di hari ke dua ini merupakan hari pertama kami
mendapat orientasi dari IIE. Di hari pertama ini lebih membahas tentang bagaimana
kami membuat gol di masa studi kami nantinya. Selain itu, kami juga diingatkan
kembali bagaimana peran sebagai seorang pemimpin untuk bangsa Indonesia.
Setelah selesai mengikuti orientasi, kami pergi menuju ke Capital House dengan
ditemani oleh Rachel dan Lindsay. Hari kedua di DC, kami semua merasa lemas dan
gemetar, tidak terlalu konsen untuk mengikuti orientasi karena sudah beberapa
hari tidak makan nasi. hehe (maklum, meski jiwa raga sudah di Amerika, namun perut
masih dalam standart Indonesia). Namun di hari kedua, akhirnya kami menemukan
masakan Korea yang ada nasinya. Di hari ketiga pun, tepat di depan kantor IIE
ada restoran Thailand yang terdapat menu nasi di sana. Sempat juga kami kewalahan
menghitung tagihan karena sistem pembayaran di Amerika menggunakan dollar dan
sudah menjadi kewajiban untuk memberi tips dan membayar pajak. Dengan berunding
lebih dari 15 menit, akhirnya kami membayar dengan adil, plus uang koin
maksudnya.
Hari 3:
Di hari ketiga ini, kita diberi pengetahuan
tentang dunia akademik di Amerika dan beberapa persiapan tentang hidup di
Amerika, misalnya cara membuka bank dan bagaimana memiliki persiapan yang
matang untuk belajar di graduate study. Pagi hari kami berangkat menuju IIE.
Sebelum berangkat ke IIE, kami menyempatkan diri untuk berfoto ke White House,
tempat dimana President Amerika tinggal. Meski cuaca yang sempat gerimis, namun
hal itu tak menyurutkan semangat kami untuk berfoto sebanyak-banyaknya. hehe.
Kami begitu terkesima dengan kota DC yang begitu indah dengan bangunan-bangunan
yang unik. Di beberapa sudut kota terdapat beberapa patung yang tatanannya
hampir sama. Sempeat juga kami berputar-putar mencari hotel tempat kami tinggal
karena letaknya yang hampir mirip. Sore hari ketika selesai orientasi, tak lupa
juga kami berfoto bersama orang-orang IIE yang telah dan akan membantu kami.
Seusai dari IIE, kami pergi ke KBRI karena sudah ada janji untuk bertemu dengan
para atase RI. Sedikit kurang beruntung karena ternyata Dubes RI tidak ada di
tempat. Kami hanya bertemu dengan beberapa atase yang dilanjutkan dengan jamuan
makan malam di restoran Thailand.
Hari 4
Hari keempat merupakan hari terakhir kami untuk
tinggal di DC. Pada hari ini kami semua berangkat menuju negara bagian
masing-masing. Hampir sebagian besar dari kami berangkat dengan beberapa teman
menuju bandara di Washington. Setelah mengambil uang deposit $100 di meja
resepsionist hotel, akhirnya kami masuk bus yang telah menunggu di depan hotel.
Itulah pengalaman unik di Washington D.C. Dan
sekarang tiba saatnya untuk belajar karena tugas di kampus sudah menumpuk dan
menanti untuk diselesaikan.
kk kuliah di luar negri atau ada pelatihan di U.S?
BalasHapus