Minggu, 23 November 2014

THE DREAM OVERCOMING THE CHALLENGES

Columbus, 23 November 2014

Video ini merupakan rangkaian kisah singkat tentang bagaimana perjalanan saya dalam merajut cita-cita. Cita-cita yang saya rajut melalui mimpi-mimpi. Satu persatu mimpi saya mulai terwujud, salah satunya tentang bagaimana saya bisa sampai di Amerika. Semuanya itu adalah buah dari kesabaran dan ketekunan dalam mewujudkan mimpi. Semoga dalam video ini Anda dapat menemukan pesan singkat berupa sikap hidup yang bisa Anda pelajari ketika banyak faktor yang sepertinya menghentikan semangat Anda untuk meraih mimpi-mimpi. Saya sangat terbuka untuk menerima respon dan pertanyaan dari para penonton.

Video dapat Anda saksikan di:







How far do you believe that someday your dream will come true?

Some people argue that in having a dream, people may not need to have high dream if they do not want to fall and get hurt. To me, life without having a dream is just the same like traveling without having purpose.

When I was in elementary level, I was really passionate to travel around the world. One country I want to travel is America. This country is considered as a dream country for some people, especially me. I keep my belief to travel this country until it comes true.

After graduating from high school in a small village where I was brought up, I continued my bachelor study in the State University of Surabaya. I decided to enroll in education majoring in Teacher Education in Elementary Education. The first time I, even till now, could see how some people undermined this program. They argue that the students would only be a teacher in a small village with the small salary. Again, I just kept in my mind that people would have wrong argument about the program I took.

            There were several people already know that I plan to pursue my study overseas. Each time they met me, they used to ask “hey, when will you go abroad? You still here? Do you cancel your plan? Have you graduated from Australia or America?” They never asked me the question that I really want to share such as “how is the process you have so far in applying to international overseas university?” Well, I keep my eyes on the prize. Their response encourages me to have stronger belief that my dream is already in front of me. I need to step forward to achieve it because Opportunity arises with hard work.


The day comes to me to prove that the Teacher Education in Elementary Education program is a prestigious one. I had a chance to be interviewed by a scholarship from US government. It was the time when my dream was getting one step closer. On that moment, I decided to apply in elementary education field. It was surprised me when I gave explanation about my concern in taking elementary education field. The interviewers have the same opinion that my country needs some improvement in education from the basic level. When I explain my research topic to them about increasing students’ critical thinking in learning process, they argue that it is essential skill for them in order to improve their curiosity. They nodded several times, signaling that they agree with me. Finally, I got the scholarship, the one that I really wanted.

The moment I applied was pretty tough. I have to meet with the requirement such as teaching license I have to obtain from the state in US. It brought me to the option to apply in the Ohio State University. After I looked the program carefully, I found what I want to learn was provided by this university. In addition, the program I chose was ranked among top 10 best university in the U.S., according to the Best Graduate School website. In brief, after submitting mandatory documents, I was accepted to be a Buckeye.

Through the dream that I have, it brings me to where I am staying now. I am studying the U.S. in one of the great university majoring the program that beneficial for my country. What’s more, the process so far brings me to meet with several Indonesians leaders. It was a great moment.
As you can see, my story illustrates that patience is being rewarded.
AGAIN!! No matter what people say, just believe that you can make your dream happen. You can be whatever you want to be.
The obstacles you have during the process of achieving your dream, lead you know the right attitude how to response those obstacles.

Kamis, 20 November 2014

MIMPIKU TERCAPAI LAGI



Columbus 20 November 2014

Ketika saya memiliki waktu senggang, saya meyempatkan diri untuk membuat daftar mimpi-mimpi saya. Satu diantaranya adalah saya ingin bahwa suatu saat nanti foto saya terpasang disalah satu website/pengumuman di kampus. Keinginan ini saya tulisankan tepat disaat masa persiapan, beberapa bulan, menjelang keberangkatan ke luar negeri untuk melanjutkan sekolah.

Sampai pada suatu hari, tiba saatnya bahwa mimpi saya tercapai. Ketika saya masuk ke ruang kelas di kampus Ohio State University, di hari Rabu malam, 18 November 2014, salah seorang teman saya dari Amerika memanggil dan berkata bahwa dia melihat foto saya di sebuah pengumuman dari kampus. Langsung saja saya bertanya, dimana saya bisa melihatnya? Dan beberapa teman pun menunjukkan foto saya. Ternyata, foto yang terdapat di salah satu pengumuman kampus merupakan foto saya dan beberapa teman yang sedang membentuk formasi O-H-I-O, yang merupakan formasi yang biasanya dibentuk oleh para mahasiswa atau siapapun sebagai bagian dari Ohio State University.

Setelah melihat foto tersebut, saya teringat akan mimpi saya sebelum saya berangkat ke Amerika. Saya sempat menuliskan mimpi itu di daftar mimpi-mimpi saya dan sekarang mimpi itu sudah tercapai. Hal tersebut membuktikan bahwa mimpi atau cita-cita yang kita miliki pasti akan terjadi tepat pada waktunya dan setelah kita melewati proses pendewasaan yang cukup untuk menerima mimpi-mimpi kita yang terwujud.

Sekali lagi, ini adalah kemurahan yang Manajer hidup saya berikan kepada saya.

Selasa, 18 November 2014

MIMPIKU TERCAPAI

Pittsburgh, Oktober 26, 2014

Setelah sampai di Amerika untuk melanjutkan studi saya, di akhir musim gugur saya mendapat kesempatan untuk pergi ke Pittsburgh (secara GRATIS). Yeaaaayyyyy….
Ketika masa persiapan keberangkatan ke Amerika, saya sempat mempunyai keinginan untuk bisa keliling Amerika dengan gratis. Sekarang saya merasakan bahwa satu mimpi saya tercapai lagi. Horeeee……


Kegiatan ke Pttsburgh diadakan oleh Office of International Affairs, Ohio State University. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menjalin kebersamaan antara mahasiswa internasional dan lokal untuk mengetahui lebih lanjut tentang budaya masingmasing. Tujuan untuk pergi ke Pttsburgh karena untuk mengenalkan kota ini kepada mahasiswa yang mengiktuti tour tersebut.

Hari 1
Setelah sampai di Pittsburgh pukul 7 malam, saya makan malam di restoran Eat n' Park. Restoran ini memiliki menu khas Amerika pada dasarnya. Setelah selesai makan malam, saya langsung menuju hotel Holiday Inn Express untuk menaruh barang bawaan untuk selanjutnya pergi menikmati indahnya Pittsburgh di malam hari. Saya pergi ke incline/ kereta yang membawa para penumpang untuk pergi ke atas di ketinggian sekitar lebih dari 20 meter untuk melihat indahnya Pittsburgh. Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, saya sampai di tempat tersebut. Ternyata benar bahwa Pittsburg sungguh indah di malam hari. Cuaca yg dingin tak mengalahkan semangat saya untuk menikmati pemandangan lampu-lampu dan jembatan yang menjadi ikon Pittsburgh.

Hari 2
Pagi hari setelah selesai sarapan di hotel, saya menuju University of Pittsburgh untuk kegiatan Nationality Classroom Tour. Dalam kegiatan ini, saya dan teman-teman yang lain dibawa menuju ke beberapa kelas di universitas tersebut untuk melihat desain kelas yang dirancang berdasarkan budaya suatu negara. Saya waktu itu memasuki kelas yang bergaya Humanitarian, Italy, Czech, Amerika, India, Africa, dan sekilas melihat ruangan Jepang dan Korea. Kelas tersebut dibangun dengan alasan untuk para mahasiswa agar mengetahui budaya dari masing-masing negara. Beberapa ruang kelas dibangun dengan menghabiskan dana sekitar lebih dari ratusan dollar Amerika. Namun memang ruang kelasnya benar-benar berbeda karena tidak seperti ruang kelas pada umumnya.
Selain itu, gedung dari University of Pittsburgh dibangun mirip seperti sebuah katedral yang tentunya benar-benar mengagumkan. Anda bisa googling di internet karena bangunan gedungnya sangat cantik, mirip seperti bangunan di filem Harry Poter. Setelah puas mengikuti tour, saya bersama grup makan siang di Pamela restaurant dengan menu  Banana Pancake yang sangat lezat. Restaurant tersebut cukup terkenal di area kampus.Malamnya saya makan di Primanti Brother restaurant dengan menu mirip seperti sandwich yang berisi kentang, turkey, roti, tomat. Restoran ini menurut orang Amerika merupakan restoran yang terkenal dan saya makan di original restaurant.

Hari 3
Di hari ke tiga saya pergi untuk mengikutikegiatan outdoor di Soergel. Ada kegiatan memetik apel, taman wisata keluarga, dan belanja pumpkin karena waktu itu bertepatan dengan mendekati Halloween Party. Sore harinya saya pergi ke salah satu musim di Pittsburgh dan makan di Ciphotle, makanan khan Meksiko. Malam harinya saya pergi mengikuti Trolley tour. Tour ini mengarah ke cerita misteri di kota Pittsburgh, karena waktu itu bertepatan dengan hari menjelang perayaan pesta Helloween. Di tengah perjalanan saya dikejutkan dengan sesosok wanita yang tiba-tiba muncul dari belakang kereta.
Tour berjalan sekitar 45 menit, lumayan lama bahkan samapi saya merasa sangat mengantuk dengan cerita hantu di beberapa bangunan tua di kota Pittsburgh.
Setelah selesai, saya menuju ke Mullen, salah satu bar Amerika dengan tujuan menonton pertandingan football antara Ohio State University melawan Pennyslavia State University.

Hari 4
Ya, tour ini lumayan lama karena menghabiskan waktu sampai 4 hari. Di hari terakhir saya pergi ke Ikea. Sebuah supermarket besar yang menjual perlengkapan furniture lengkap dan murah dengan kualitas yang bagus. Setelah itu saya pulang menuju Columbus tepat pukul 2.07 siang.



Ini merupakan perjalaan pertama saya ke luar kota Colombus untuk mengunjungi beberapa tempat menarik di Pittsburgh. Yang paling membuat berkesan di hati adalah, ini merupakan mimpi saya yang selama ini saya inginkan.

AKTIFNYA ANAK AMERIKA

Columbus
9 Oktober 2014


Dalam beberapa mata kuliah saya mendapat beberapa kesempatan untuk observasi langsung di sekolah di Amerika. Menurut saya, ini kesempatan yang bagus karena untuk dapat masuk ke sekolah di Amerika dengan tujuan observasi, para peneliti harus melalui beberapa tahapan, salah satunya adalah background ceck. Selain itu, para siswa juga memiliki hak, sebagai sumber data yang ingin diteliti, untuk mendapatkan perlindungan tentang keamanan mereka.

Selain observasi di sekolah, selama masa studi saya di Amerika, saya menjadi volunteer atau asisten guru di sebuah sekolah dasar negeri di daerah Columbus untuk kelas 1. Ada beberapa perbedaan antara sekolah di Amerika dan di Indonesia.

Ruang kelas
Di Amerika, ruang kelas tertata seperti tidak sebuah kelas, melainkan seperti ruang baca yang menyenangkan. Di beberapa sisi ruang kelas terdapat deretan rak buku dengan berbagai macam koleksi buku yang tertata sesuai dengan tema, berkebun, membaca, keluarga. Hal tersebut dimaksudkan supaya anak dengan mudah mengambil apa yang mereka butuhkan di kelas. Jika di banding dengan ruang kelas di Indonesia, hanya berjajar bangku-bangku dan sebuah kursi besar untuk tempat duduk guru.  Buku-buku hanya terletak di suatu ruangan, misalnya perpustakaan, yang terkadang jarang sekali dibuka.


Cara belajar
Anak di Amerika dari kecil diajarkan untuk mengutarakan dan menghargai pendapat. Di setiap kesempatan, sang guru selalu berusaha untuk bertanya kepada murid, bagaimana pendapatmu tentang…? Lalu kemudian sang murid mulai mengutarakan pendapatnya dengan mengangkat tangan mereka. Menurut saya, keterampilan memberikan pendapat tersebut bagus ditanamkan sejak kecil untuk melatih anak-anak berpikir kritis terhadap suatu masalah yang dihadapi. Sedangkan anak Indonesia, sebagai tipe kebanyakan orang Asia, gaya belajar mereka lebih cenderung mematuhi apa yang guru mereka bilang. Sehingga terkadang, menurut saya, anak tidak diberi kesempatan luas untuk mengutarakan pendapat mereka.


Dalam menerapkan sistem pendidikan, tentunya akan ada sebagian orang yang setuju maupun kurang setuju ketika suatu metode belajar diterapkan. Ada yang berpendapat bahwa metode mengajar Asia yang lebih mengutamakan kepatuhan itu bagus karena amelatih anak untuk patuh terhadap apa yang diajarkan oleh senior mereka. Orang lain berpendapat bahwa cara mengajar budaya Barat itu bagus karena melatih anak untuk berpikir kritis dan logis dalam memecahkan suatu masalah. Semuanya itu kembali kepada kepercayaan dan pandangan masing-masing. Namun tentunya, apapun gaya mengajar, semuanya itu demi kebaikan para siswa untuk mendapatkan bekal ketika mereka menghadapi realita sehari hari.