Columbus
9 Oktober 2014
Dalam beberapa mata kuliah saya mendapat beberapa kesempatan
untuk observasi langsung di sekolah di Amerika. Menurut saya, ini kesempatan
yang bagus karena untuk dapat masuk ke sekolah di Amerika dengan tujuan
observasi, para peneliti harus melalui beberapa tahapan, salah satunya adalah
background ceck. Selain itu, para siswa juga memiliki hak, sebagai sumber data
yang ingin diteliti, untuk mendapatkan perlindungan tentang keamanan mereka.
Selain observasi di sekolah, selama masa studi saya di
Amerika, saya menjadi volunteer atau asisten guru di sebuah sekolah dasar
negeri di daerah Columbus untuk kelas 1. Ada beberapa perbedaan antara sekolah
di Amerika dan di Indonesia.
Ruang kelas
Di Amerika, ruang kelas tertata seperti tidak sebuah kelas,
melainkan seperti ruang baca yang menyenangkan. Di beberapa sisi ruang kelas
terdapat deretan rak buku dengan berbagai macam koleksi buku yang tertata
sesuai dengan tema, berkebun, membaca, keluarga. Hal tersebut dimaksudkan
supaya anak dengan mudah mengambil apa yang mereka butuhkan di kelas. Jika di
banding dengan ruang kelas di Indonesia, hanya berjajar bangku-bangku dan sebuah
kursi besar untuk tempat duduk guru. Buku-buku hanya terletak di suatu ruangan,
misalnya perpustakaan, yang terkadang jarang sekali dibuka.
Cara belajar
Anak di Amerika dari kecil diajarkan untuk mengutarakan dan
menghargai pendapat. Di setiap kesempatan, sang guru selalu berusaha untuk
bertanya kepada murid, bagaimana pendapatmu tentang…? Lalu kemudian sang murid
mulai mengutarakan pendapatnya dengan mengangkat tangan mereka. Menurut saya,
keterampilan memberikan pendapat tersebut bagus ditanamkan sejak kecil untuk
melatih anak-anak berpikir kritis terhadap suatu masalah yang dihadapi. Sedangkan
anak Indonesia, sebagai tipe kebanyakan orang Asia, gaya belajar mereka lebih cenderung
mematuhi apa yang guru mereka bilang. Sehingga terkadang, menurut saya, anak
tidak diberi kesempatan luas untuk mengutarakan pendapat mereka.
Dalam menerapkan sistem pendidikan, tentunya akan ada
sebagian orang yang setuju maupun kurang setuju ketika suatu metode belajar
diterapkan. Ada yang berpendapat bahwa metode mengajar Asia yang lebih
mengutamakan kepatuhan itu bagus karena amelatih anak untuk patuh terhadap apa
yang diajarkan oleh senior mereka. Orang lain berpendapat bahwa cara mengajar budaya
Barat itu bagus karena melatih anak untuk berpikir kritis dan logis dalam memecahkan
suatu masalah. Semuanya itu kembali kepada kepercayaan dan pandangan masing-masing.
Namun tentunya, apapun gaya mengajar, semuanya itu demi kebaikan para siswa
untuk mendapatkan bekal ketika mereka menghadapi realita sehari hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar