Kamis, 07 November 2013

BELAJARKU DARI ANAK SEKOLAH DASAR




Paseban, Jakarta 5 November 2013
                Dunia akademik memang sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dengan tugas-tugas. Bagi siswa yang sedang belajar di universitas, biasanya mereka akan lebih sering mendapatkan tugas presentasi. Cara belajar antara siswa satu dengan yang lainpun juga tidak sama. Dengan demikian, akan sangat penting bagi mereka untuk dapat mengetahui beberapa faktor pendukung keberhasilan dalam belajar.
                Mengetahui gaya belajar adalah salah satu pengetahuan awal yang perlu dipahami oleh seorang siswa. Apakah mereka tipe seorang yang belajar di keadaan yang sepi, ramai ditemani dengan musik, atau belajar sambil mengirim sms, melihat TV, atau makan. Melalui proses belajar ke luar negeri ini, saya lebih memahami betapa pentingnya mengetahui cara belajar diri sendiri. Hal tersebut akan sangat menentukan keberhasilan kita dalam menguasai suatu materi. Amat terlebih jika belajar suatu materi di bahasa yang berbeda, bukan bahasa Indonesia. Sehingga memahami bagaimana tipe belajar kita adalah kemampuan yang mutlak diperlukan.
                Terdapat beberapa hal mendasar yang tidak boleh diremehkan ketika mendapat tugas di kelas. Poin pertama adalah membuat persiapan. Seorang yang berhasil adalah seorang yang memiliki persiapan yang matang sebelum due date tugas. Ketika saya mendapat tugas presentasi, lagi-lagi dengan menggunakan bahasa yang bukan bahasa Indonesia, saya harus melakukan latihan berulang-ulang baik di depan cermin maupun di depan boneka saya. Baik itu membuat catatan kecil, mengedit tampilan power point, memprediksi pertanyaan yang mungkin diajukan peserta, memastikan grammar, dan mengetahui siapa yang akan menjadi peserta di presentasi saya. Akan sangat lebih, lebih, dan lebih terasa betapa pentingnya persiapan jika Anda melakukan presentasi dengan bahasa yang bukan Anda gunakan sehari-hari. Kalau selama S1 saya pernah belajar dengan SKS, saya akan sangat kelabakan jika saya harus menerapkan cara belajar tersebut saat ini. Poin yang kedua adalah belajar dari cara belajar anak Sekolah Dasar. Seperti biasanya, anak SD selalu akan diingatkan oleh kedua orang tuanya untuk sarapan sebelum menghadapi tes di sekolah. Selain itu, waktu malam hari harus tidur yang lelap supaya besok tidak mengantuk ketika belajar di sekolah. Ternyata, hal-hal mendasar tersebut sangat bermanfaat bagi saya untuk diingat kembali dan diterapkan di persiapan S2 saya. Saya harus memiliki energi yang cukup dan tidur yang nyenyak sebagai bentuk persiapan sebelum mempresentasikan materi saya. Tipsnya di sini adalah belajar dari seorang anak kecil.
                Satu hal terakhir yang sangat penting adalah, ketika mendengarkan seorang guru/dosen/pemateri yang sedang menjelaskan materi, perhatikan dengan sungguh sungguh dengan siapa Anda duduk. Ada sebagian teman saya yang paling suka berbicara ketika dosen sedang menjelaskan, ada pula yang sibuk sendiri dengan handphone yang sering berbunyi setiap detiknya karena ada peringatan dari jejaring sosial. Jika merasa terganggu, gampang saja, segera pindah dan jangan duduk dekat-dekat dengan mereka lagi di kelas yang akan datang. Kalau budaya di Indonesia masih membolehkan peserta untuk berbicara dan sibuk sendiri dengan urusan-urusan yang seharusnya ditinggal sementara waktu ketika ada seorang yang sedang presentasi di depan kelas, hal tersebut tidak berlaku di budaya belajar outside Indonesia. Jika orang tidak memperhatikan apa yang sedang disampaikan, maka orang lain akan melihat dirinya sebagai seorang pengganggu. Budaya memperhatikan merupakan skill yang masih kurang dipahami dan diterapkan di Indonesia.
                Intinya, persiapan yang matang sebelum mengumpulkan dan mempresentasikan tugas. Jangan lupa bahwa hal-hal mendasar seprti sarapan dan mendapat tidur lelap sebelum menghadapi ujian adalah dua hal yang penting. Semoga share pengalaman saya ini membantu yah, apa lagi jika pembaca sedang mempersiapkan belajar dengan menggunakan bahasa asing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar