18 September 2013,
Kemarin bertemu dengan beberapa orang penting di
Universitas Airlangga. Dari situ aku juga mulai memahami bahwa hidup tidak
hanya sekedar makan dan minum saja tapi ada banyak hal yang dapat dilakukan
oleh seseorang: berkarir, berkarya, meneliti dan masih banyak lagi. Meski
pertemuan dengan native dari Jepang, namun menjadikanku untuk mengetahui budaya
lain selain Indonesia.
Lucunya lagi, waktu perkenalan dalam budaya Jepang kita
diharuskan untuk membungkuk, nah pas bagian itu aku nya lupa ngebungkukkan
badan. Wkwkwkwk. Ini ya yang namanya mempraktikkan kelas cross-culture, sungguh
mengagumkan, ternyata tidak bisa secara langsung dipraktikkan tanpa persiapan. Aku dapat bertemu dengan orang-orang hebat yang menginspirasi
betapa pentingnya suatu lembaga untuk terus berkembang dan mau belajar. Memiliki
SDM yang berkualitas untuk memajukan suatu lembaga. Di samping itu, terselip
harapan, semoga dipertemukan dengan orang yang sevisi, hehehehe.
Pagi
nan cerah di bulan September ini hati ini sedang was was menunggu pengumuman
beasiswa USAID PRESTASI. Selain agak deg deg an tapi aku juga pasrah karena
sudah melampaui semua tahap yang dipersyaratkan dan sekarang tinggal menunggu
hasilnya saja. Meski banyak teman yang beranggapan bahwa aku pasti akan ketrima
beasiswa itu, hati ini hanya ingin memastikan bahwa lebih baik menunggu kabar
yang pasti dari panitia beasiswa dibandingkan aku harus selayang pandang
berandai-andai bahwa nanti pasti akan ketrima. Tapi trimakasi buat doanya,
semoga dalam beberapa hari ke depan ini akan ada kabar bagus, semoga.
Dua
hari lagi, dua hari lagi!!menunggu pengumuman beasiswa USAID PRESTASI.
Kalo
ingat lagi tulisanku yang ke format, sedih dech rasanya karena banyak hal yang
telah aku tulis dengan segala moody-ku waktu aku menulisnya. Misalnya, waktu
aku terlibat di program pelatihan bahasa di Jakarta selama 6 bulan. Sekali
lagi, aku dipertemukan dengan orang-orang hebat dari seluruh Indonesia. Mereka
yang akhirnya duduk sebangku di ruang kelas yang sama dengan aku dan menganggap
aku sebagai teman mereka sendiri. Sungguh pengalaman yang luar biasa bisa
bertemu dengan calon pemimpin di masa yang akan datang. Mengingat mahalnya
biaya hidup di Jakarta, aku ingin menuliskan kisah haru biru karena telah
ditolong salah seorang dosen yang cantik nan baik hati, Ibu Ira. Berkat bantuan
beliau aku bisa hidup dan tinggal di Jakarta selama 6 bulan. Kita sering
berbagi makanan bersama, apalagi kalo beliau order makanan, pasti aku juga ikut
menikmatinya. Hehehehe. Alhasil, pulang dari Jakarta, berat badan ini tambah
beberapa kilo dan banyak baju yang harus re-size.xixixi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar