Senin, 14 Oktober 2013

DAG DIG DUG


18 September 2013,

Kemarin bertemu dengan beberapa orang penting di Universitas Airlangga. Dari situ aku juga mulai memahami bahwa hidup tidak hanya sekedar makan dan minum saja tapi ada banyak hal yang dapat dilakukan oleh seseorang: berkarir, berkarya, meneliti dan masih banyak lagi. Meski pertemuan dengan native dari Jepang, namun menjadikanku untuk mengetahui budaya lain selain Indonesia.
Lucunya lagi, waktu perkenalan dalam budaya Jepang kita diharuskan untuk membungkuk, nah pas bagian itu aku nya lupa ngebungkukkan badan. Wkwkwkwk. Ini ya yang namanya mempraktikkan kelas cross-culture, sungguh mengagumkan, ternyata tidak bisa secara langsung dipraktikkan tanpa persiapan. Aku dapat bertemu dengan orang-orang hebat yang menginspirasi betapa pentingnya suatu lembaga untuk terus berkembang dan mau belajar. Memiliki SDM yang berkualitas untuk memajukan suatu lembaga. Di samping itu, terselip harapan, semoga dipertemukan dengan orang yang sevisi, hehehehe.
                Pagi nan cerah di bulan September ini hati ini sedang was was menunggu pengumuman beasiswa USAID PRESTASI. Selain agak deg deg an tapi aku juga pasrah karena sudah melampaui semua tahap yang dipersyaratkan dan sekarang tinggal menunggu hasilnya saja. Meski banyak teman yang beranggapan bahwa aku pasti akan ketrima beasiswa itu, hati ini hanya ingin memastikan bahwa lebih baik menunggu kabar yang pasti dari panitia beasiswa dibandingkan aku harus selayang pandang berandai-andai bahwa nanti pasti akan ketrima. Tapi trimakasi buat doanya, semoga dalam beberapa hari ke depan ini akan ada kabar bagus, semoga.
                Dua hari lagi, dua hari lagi!!menunggu pengumuman beasiswa USAID PRESTASI.
                Kalo ingat lagi tulisanku yang ke format, sedih dech rasanya karena banyak hal yang telah aku tulis dengan segala moody-ku waktu aku menulisnya. Misalnya, waktu aku terlibat di program pelatihan bahasa di Jakarta selama 6 bulan. Sekali lagi, aku dipertemukan dengan orang-orang hebat dari seluruh Indonesia. Mereka yang akhirnya duduk sebangku di ruang kelas yang sama dengan aku dan menganggap aku sebagai teman mereka sendiri. Sungguh pengalaman yang luar biasa bisa bertemu dengan calon pemimpin di masa yang akan datang. Mengingat mahalnya biaya hidup di Jakarta, aku ingin menuliskan kisah haru biru karena telah ditolong salah seorang dosen yang cantik nan baik hati, Ibu Ira. Berkat bantuan beliau aku bisa hidup dan tinggal di Jakarta selama 6 bulan. Kita sering berbagi makanan bersama, apalagi kalo beliau order makanan, pasti aku juga ikut menikmatinya. Hehehehe. Alhasil, pulang dari Jakarta, berat badan ini tambah beberapa kilo dan banyak baju yang harus re-size.xixixi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar