Pada acara pre-orientation tersebut para panitia menjelaskan tentang
apa itu PRESTASI dan bagaimana proses aplicant dapat diterima di beasiswa
PRESTASI. Ternyata kami semua yang lolos berhasil berkompetisi dengan 840 aplicant
lain di seluruh Indonesia. Dalam hati saya merasa bangga karena perjuangan
panjang selama ini membuahkan hasil.
Salah satu sesi di acara tersebut adalah sharing dari alumni yang telah
lulus beasiswa ini. Beliau menjelaskan sedikit perbedaan antara pola berpikir
orang Indonesia dengan orang Amerika. Tentu saja, tipikal Asian students itu
cenderung pasif, apalagi dari Indonesia. Bukan berarti pasif itu tidak bisa
melainkan sejauh ini gaya belajar di Indonesia yang memang mengedepankan
senioritas. Apa yang murid pelajari di kelas ya apa yang diberikan oleh guru
mereka di kelas tersebut. Meski sudah banyak metode yang dapat diterapkan di
proses pembelajaran, rasanya perlu diterapkan suatu sistem yang membuat siswa
benar-benar aktif melalui pikiran dan tindakan.
Salah satu cara yang dapat diterapkan untuk melatih keaktifan siswa
yaitu dengan menerapkan cara berpikir kritis. Ini merupakan skill atau
kemampuan yang sebaiknya diterapkan sejak dini karena usia sekolah dasar,
khususnya, masih sangat mudah untuk mengatur dan menerapkan nilai-nilai
kedislipinan. Mengajarkan kepada siswa usia sekolah dasar untuk menganalisa
topik dan hal yang sedang mereka alami dan memberikan respon serta solusi yang
tepat. Tentunya ini juga mengandung keterampilan tentang bagaimana seseorang
mampu menjelaskan respon yang mereka miliki secara runtut untuk dapat
dijelaskan ke pada orang lain.
Semoga
topik ini merupakan hal yang bermanfaat yang dapat saya berikan ke dunia
pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar